MAKALAH ANALISIS KERJA TEAM ATAU KELOMPOK DALAM SEBUAH ORGANISASI DI DALAM PERUSAHAAN / TEAMWORK
MAKALAH TENTANG
ANALISI TEAMWORK
Dibuat Oleh :
DITA NATASYA
ACSK15
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analsiis Kerja
Team / Kelompok” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perilaku Organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Sukabumi,
07 Juli 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………….....................................................................
1
KATA
PENGANTAR ………………….................................................................
2
DAFTAR
ISI…………………………………………............................................. 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN
MASALAH.............................................................................5
C. TUJUAN
.....................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
TEAMWORK............................................................................6
B. MANFAAT
& FUNGSI TEAMWORK......................................................8
C. JENIS
TEAMWORK...................................................................................9
D. MODEL
EFEKTIFITAS TEAMWORK.....................................................9
E. PERBEDAAN
TIM KERJA & KELOMPOK KERJA..............................13
F. PERAN TIM
KERJA..................................................................................15
G. TAHAP PERKEMBANGAN
TEAMWORK............................................17
I. DIMENSI
DALAM TIM
KERJA................................................................20
BAB III PENUTUP
a. KESIMPULAN.................................................................................................
22
b.
SARAN.............................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Manusia
sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan
selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong. Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau
kesenian, tetapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama
hidup lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni
hidup lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam
definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan
perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru
merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap positif di
antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga
tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang
membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh
dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus
tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama
yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian. Makalah ini
akan membahas definisi teamwork, manfaat
dan fungsi teamwork, jenis teamwork, perbedaan tim kerja dan
kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap perkembangan teamwork, dan dimensi dalam tim ke
B. Rumusan
masalah
Masalah-masalah
yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa
definisi teamwork ?
2. Apa
saja jenis teamwork ?
3. Apa saja ciri-ciri teamwork yang efektif?
4. Apa
perbedaan tim kerja dan kelompok kerja ?
5. Apa
saja peranan tim kerja ?
6.
Bagaimana tahap perkembangan teamwork
?
7. Apa
saja dimensi dalam tim kerja ?
C. Tujuan
Tujuan :
1.
Mengetahui definisi teamwork.
2.
Mengetahui jenis teamwork.
3.
Ciri-ciri teamwork yang efektif.
4. Mengetahui
perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
5.
Mengetahui peranan tim kerja.
6.
Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
7.
Mengetahui dimensi dalam tim kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau
kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target
yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif
dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua
tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah
tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling
mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan
pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun
dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan
dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari
latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim
di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai
dengan sikap akrab satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib
sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini
akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta
dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan
dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki
oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih
menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan
individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta
saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan
orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu
merupakan sebuah teamwork. Terlebih
lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di
dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu
di dalam tim :
1.Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini
seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian
team.
2.Proses yang terjadi di dalam teamwork
itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme
kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team,
dan lain-lain
Keuntungan
pengambilan keputusan dalam tim :
1.Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam
pelaksanaanya.
2.Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya
mengandalkan keputusan dari satu orang saja
B.
Manfaat dan Fungsi Teamwork
Bekerja dalam bentuk
tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap, perilaku dan
nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim.
Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan ,
merundingkan dan bernegoisasi.
1.
Manfaat Bekerja Dalam
Tim
a) Bagi Organisasi Tim :
(1)
Meningkatkan
produktivitas kerja.
(2)
Meningkatkan kualitas
kerja.
(3)
Meningkatkan
mentalitas kerja.
(4)
Meningkatkan kemajuan
organisasi.
b) Bagi Anggota Tim :
(1)
Tanggung jawab atas
pekerjaan ditanggung bersama.
(2)
Sebagai media aktualisasi
diri.
(3)
Stres atau beban kerja
berkurang.
2.
Tujuan Bekerja Dalam
Tim
a)
Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim
memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
b)
Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan
secara cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c)
Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas,
memiliki keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki
komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan
yang tepat.
C.
Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim
Formal : Tim formal adalah sebuah tim
yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim
Vertikal : Tim vertikal
adalah sebuah tim
formal yang terdiri
dari seorang manajer
dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal : Tim horizontal
adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat
hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus : Tim
dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri : Tim Mandiri
adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja dengan
beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah
produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang
annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah : Tim
pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
D.
Model Efektifitas Team Work
Efektifitas tim kerja didasarkan pada
dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan
kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan
dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh
tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu
konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system
penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi
tim. Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim,
yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan
mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik
supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah ciri-ciri
tim yang efektif :
1.
Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke arah
yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan,
dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan,
ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus
mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda
tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah
mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat
jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa
dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa
takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan
keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
3.
Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin,
maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi
pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando
untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah
agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus
ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi.
Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada
mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa
tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas,
jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada
mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk
tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan
correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
5.
Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada
konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber
kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa
dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang
berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang
memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi
konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani
secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim.
Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6.
Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu
dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada
anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam
tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota
tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya”
di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing.
Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya
tujuan bersama.
7.
Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan
anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja,
atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan
paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda
(sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih
harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim
yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling
menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah
dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga
bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing
Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung
jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan
tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan
tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim
yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan
dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan
memilih produk kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk
apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain
yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata
keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan,
beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata
hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata
kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan ”kacamata”
sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif.
Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah
masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan
pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
8.
Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui
sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu
sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik
selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi
juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan
yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
E.
Perbedaan Tim Kerja dan Kelompok Kerja
Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap
sebagai hal yang sama bahkan sulit untuk dibedakan, seseorang dapat dikatidakan
sebagai kelompok apabila antara dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan
tidak kolektif serta tidak menghasilkan energi yang positif.
Jadi, sebenarnya kelompok dan tim bukanlah hal yang
sama. Apabila kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan tergantung yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, maka
kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi
informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja
didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau
kesempatan untuk terlibat dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha yang
sama. Kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual
setiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptidakan
seluruh tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan.
Sedangkan tim kerja menghasilkan sinergi positif
melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha individual mereka menghasilkan satu
tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Definisi
ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu banyak organisasi yang akhir-akhir
ini menyusun ulang proses kerja seputar tim. Manejemen mencari sinergi positif
yang memungkinkan organisasi mereka untuk meningkatkan kinerja. Penggunaan tim
secara ekstensif (luas) menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk
membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Namun,
perhatikan apa yang kita sebut
‘potensi’.
Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim
yang memastikan pencapaian sinergi positif.. Hanya semata-mata menyebut sebuah
kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan kinerjanya. Tim yang efektif memiliki berbagai karakteristik umum.
Apabila ingin mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan
tim, menejemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki
karakteristik-karakteristik.
Perbedaan antara
kelompok kerja dengan tim kerja dapat digambarkan dengan skema berikut :
Sementara
itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan kelompok dan tim
berdasarkan enam variabel yaitu : Ukuran, Seleksi, Kepemimpinan, Persepsi,
Gaya, dan Semangat. Penjelasan perbedaan secara lengkap terdapat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Variabel Perbedaan Kelompok
dengan Tim
Variabel
|
Tim
|
Kelompok
|
Ukuran
|
Terbatas
|
Medium dan besar
|
Seleksi
|
Krusial
|
Imaterial
|
Kepemimpinan
|
Berbagi atau dirotasi
|
Solo
|
Persepsi
|
Pemahaman pengetahuan
saling melengkapi
|
Fokus pada pemimpin
|
Gaya
|
Peran koordinasi yang
tersebar
|
Konvergensi,konformisme
|
Semangat
|
Interaksi dinamis
|
Kebersamaan
mengalahkan musuh
|
F.
Peranan Tim Kerja
Peranan tim secara umum yaitu menggunakan
kemampuan dan keahlian unik mereka yang bebas dari berbagai pembelajaran akademis
(misalnya kemampuan mengkoordinasi, kreatifitas, komunikatif). Sembilan
peran tim yang harus dipenuhi yaitu:
1.
Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang yang mempunyai imajinatif
tinggi baik dalam memprakarsai gagasan atau konsep, dengan ciri tidak
tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya kerja tersendiri, pengaturan
waktu menurut selera mereka sendiri.
2.
Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang dalam kelompok ini senang
mengambil gagasan baru dan memperjuangkan
kasus, menemukan sumberdaya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan
orang dalam kelompok ini: tidak selalu sabar dalam mengendalikan ketrampilan untuk memastikan gagasan
ditindaklanjuti secara rinci.
3. Penilai-pengembang (assessor-developer)
Individu dalam kelompok ini
mempunyai ketrampilan analisis yang kuat, paling baik jika mereka diberi
kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis sebelum diambil suatu keputusan.
4. Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)
Individu dalam kelompok ini suka
menyusun prosedur operasi untuk mengubah gagasan menjadi kenyataan dan
menyelesaikan urusan, mereka menentukan tujuan, menegakan rencana,
mengorganisasi orang, dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya batas
waktu (deadlines).
5. Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)
Individu dalam kelompok ini peduli
akan hasil, peran mereka memfokuskan pada
diataatinya batas waktu dan memastikan bahwa semua komitmen ditindak lanjuti. Mereka bangga akan hasil
keluaran secara teratur dan sesuai standar.
6.
Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)
Individu dalam kelompok ini sangat
mempedulikan penegakan dan mempedulikan penegakan dan memperkuat aturan dan
prosedur. Mereka menguji rincian dan memastikan agar menghindari
ketidaktepatan, mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka menginginkan
semua hal lengkap dan sempurna.
7.
Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara penting,
karena memberi kemamntapan Tim. mereka akan membela dan bertempur demi tim
melawan orang luar.
8.
Pelapor-penasehat (reporter-adviser)
Individu dalam kelompok ini
mendengarkan dengan baik, dan cenderung tdak menekankan titik pandangnya kepada
orang lain. Mereka cenderung mendapatkan informasi sebelum mengambil keputusan.
9.
Penaut (linker)
Peran ini tumpang tindih dengan
yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh peran-peran sebelumnya. Penaut
mencoba memahami semua pandangan, mereka sebagai koordinator dan integrator,
mereka tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja sama di antara
semua anggota tim, mereka memadukan sumbangan anggota tim dan aktivitas
meskipun mungkin ada perbedaan.
G.
Tahap Perkembangan Teamwork
Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1.
Undevelopment
Tahap undevelopment
ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah
satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat
sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat
tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat
atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya
bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’
akan mengganggu keseimbangan organisasi
.
b) Tidak
melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur
dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif menunjukkan
ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi
dan waktu untuk membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang
benar, karena dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan
sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara
bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama
ini. Pada tahap Experimenting, tim
berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah
dihadapi dan dibahas secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu,
suatu permasalahan pribadi dibicarakan secara terbuka, perasaan individu
dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih
terbuka dan mempunyai potensi untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk
disebut sebagai tim yang efektif yang menghasilkan keuntungan.
3.
Consolidating
Setelah berhasil
menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki kepercayaan
diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan
memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan dan cara kerja
yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana setiap
anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan antar pribadi telah
mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan dasar dan cara
kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk
mencapai suatu keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas atau
tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya
kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci
mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja dan
menggunakannya sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan
datang. Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap
dipertahankan, tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan
dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka
tersusunlah dasar bagi terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan,
kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang
sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang
benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap
kebutuhan memiliki prosedur kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir
untuk mempertahankan posisi mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang
dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan
untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama
dan konfrontasi maupun review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup
tim. Tim akan selalu bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan
maupun yang belum sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini
adalah tempat yang menyenangkan dan membawa hasil.
I.
Dimensi Dalam Tim Kerja
Michael
West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus
diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para
anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban
tim yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan
organisasi yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan,
strategi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika
dikerjakan dalam sebuah tim kerja. Tetetapi tim kerja merupakan satu unit
sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan perkataan lain, di dalam tim
terdapat interaksi sosial yang unik dan kompak.
Tim
terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan
berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat membantu
atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan
menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan
perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim
kerja. Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu
hati, satu pikiran dan satu kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan
efektif. Empat dimensi tim yang efektif :
1.
Dimensi Personal :
a.
Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap
tim saling menularkan anthusiasme.
c.
Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2.
Dimensi Relational :
a.
Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b.
Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama.
c.
Mereka memanage konfliks secara bijak.
3.
Dimensi Strategis :
a.
Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b.
Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran
yang jelas.
4.
Dimensi Proses :
a.
Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b.
Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi
dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta dapat
turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja dalam
tim yaitu untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi. Tujuan
bekerja dalam tim agar anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan efektif. Perbedaan antara kelompok dan tim kerja yaitu
kelompok tidak menghasilkan sinergy positif yang bisa menciptidakan seluruh
tingkat kinerja yang lebih tinggi dari jumlah masukan sedangkan tim kerja
menghasilkan sinergy positif melalui usaha yang terkoordinasi dalam menghasil
satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Tim yang
efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila peningkatan kinerja
organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus memastikan bahwa tim-timnya
memiliki karakteristik-karakteristik. Dalam Tim kerja harus mempunyai Sembilan
peranan yaitu
1.
Pencipta-pembaharu
2.
Penjelajah-Promotor
3.
Penilai-Pengembang
4.
Pendorong-Pengorganisasi
5.
Penyimpul-penghasil
6.
Pengawas-Pemeriksa
7.
Pemerkuat-Penasehat
8.
Pelapor-Penasehat
9.
Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari
fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial
yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit
sosial.
B.
Saran
1.
Meskipun teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi,
namun masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
2.
Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan
gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan
potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu, perbedaan cara kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi
dengan positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Robbins,
Stephen P (2008), Organizational
Behavior, Concept, and Application, 12th Edition, Prentice Hall,
USA.
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html
[Diakses 10 April 2013]
http://managementfile.com/journal.php?id=211&sub=journal&page=strategic
[Diakses 10 April 2013]
http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-tim.html [Diakses 10 April 2013]
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html
[Diakses 10 April 2013]
http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html
[Diakses 10 April 2013]
http://sashaannisa18.blogspot.co.id/2015/03/makalah-team-work.html
Dibuat Oleh :
MAHASISWA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analsiis Kerja
Team / Kelompok” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perilaku Organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Sukabumi,
07 Juli 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………….....................................................................
1
KATA
PENGANTAR ………………….................................................................
2
DAFTAR
ISI…………………………………………............................................. 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN
MASALAH.............................................................................5
C. TUJUAN
.....................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
TEAMWORK............................................................................6
B. MANFAAT
& FUNGSI TEAMWORK......................................................8
C. JENIS
TEAMWORK...................................................................................9
D. MODEL
EFEKTIFITAS TEAMWORK.....................................................9
E. PERBEDAAN
TIM KERJA & KELOMPOK KERJA..............................13
F. PERAN TIM
KERJA..................................................................................15
G. TAHAP PERKEMBANGAN
TEAMWORK............................................17
I. DIMENSI
DALAM TIM
KERJA................................................................20
BAB III PENUTUP
a. KESIMPULAN.................................................................................................
22
b.
SARAN.............................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Manusia
sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan
selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong. Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau
kesenian, tetapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama
hidup lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni
hidup lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam
definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan
perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru
merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap positif di
antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga
tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang
membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh
dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus
tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama
yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian. Makalah ini
akan membahas definisi teamwork, manfaat
dan fungsi teamwork, jenis teamwork, perbedaan tim kerja dan
kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap perkembangan teamwork, dan dimensi dalam tim ke
B. Rumusan
masalah
Masalah-masalah
yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa
definisi teamwork ?
2. Apa
saja jenis teamwork ?
3. Apa saja ciri-ciri teamwork yang efektif?
4. Apa
perbedaan tim kerja dan kelompok kerja ?
5. Apa
saja peranan tim kerja ?
6.
Bagaimana tahap perkembangan teamwork
?
7. Apa
saja dimensi dalam tim kerja ?
C. Tujuan
Tujuan :
1.
Mengetahui definisi teamwork.
2.
Mengetahui jenis teamwork.
3.
Ciri-ciri teamwork yang efektif.
4. Mengetahui
perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
5.
Mengetahui peranan tim kerja.
6.
Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
7.
Mengetahui dimensi dalam tim kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau
kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target
yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif
dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua
tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah
tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling
mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan
pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun
dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan
dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari
latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim
di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai
dengan sikap akrab satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib
sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini
akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta
dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan
dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki
oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih
menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan
individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta
saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan
orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu
merupakan sebuah teamwork. Terlebih
lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di
dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu
di dalam tim :
1.Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini
seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian
team.
2.Proses yang terjadi di dalam teamwork
itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme
kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team,
dan lain-lain
Keuntungan
pengambilan keputusan dalam tim :
1.Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam
pelaksanaanya.
2.Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya
mengandalkan keputusan dari satu orang saja
B.
Manfaat dan Fungsi Teamwork
Bekerja dalam bentuk
tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap, perilaku dan
nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim.
Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan ,
merundingkan dan bernegoisasi.
1.
Manfaat Bekerja Dalam
Tim
a) Bagi Organisasi Tim :
(1)
Meningkatkan
produktivitas kerja.
(2)
Meningkatkan kualitas
kerja.
(3)
Meningkatkan
mentalitas kerja.
(4)
Meningkatkan kemajuan
organisasi.
b) Bagi Anggota Tim :
(1)
Tanggung jawab atas
pekerjaan ditanggung bersama.
(2)
Sebagai media aktualisasi
diri.
(3)
Stres atau beban kerja
berkurang.
2.
Tujuan Bekerja Dalam
Tim
a)
Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim
memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
b)
Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan
secara cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c)
Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas,
memiliki keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki
komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan
yang tepat.
C.
Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim
Formal : Tim formal adalah sebuah tim
yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim
Vertikal : Tim vertikal
adalah sebuah tim
formal yang terdiri
dari seorang manajer
dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal : Tim horizontal
adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat
hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus : Tim
dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri : Tim Mandiri
adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja dengan
beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah
produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang
annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah : Tim
pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
D.
Model Efektifitas Team Work
Efektifitas tim kerja didasarkan pada
dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan
kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan
dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh
tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu
konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system
penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi
tim. Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim,
yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan
mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik
supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah ciri-ciri
tim yang efektif :
1.
Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke arah
yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan,
dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan,
ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus
mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda
tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah
mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat
jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa
dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa
takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan
keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
3.
Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin,
maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi
pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando
untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah
agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus
ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi.
Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada
mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa
tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas,
jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada
mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk
tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan
correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
5.
Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada
konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber
kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa
dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang
berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang
memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi
konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani
secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim.
Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6.
Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu
dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada
anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam
tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota
tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya”
di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing.
Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya
tujuan bersama.
7.
Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan
anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja,
atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan
paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda
(sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih
harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim
yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling
menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah
dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga
bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing
Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung
jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan
tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan
tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim
yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan
dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan
memilih produk kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk
apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain
yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata
keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan,
beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata
hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata
kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan ”kacamata”
sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif.
Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah
masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan
pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
8.
Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui
sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu
sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik
selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi
juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan
yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
E.
Perbedaan Tim Kerja dan Kelompok Kerja
Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap
sebagai hal yang sama bahkan sulit untuk dibedakan, seseorang dapat dikatidakan
sebagai kelompok apabila antara dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan
tidak kolektif serta tidak menghasilkan energi yang positif.
Jadi, sebenarnya kelompok dan tim bukanlah hal yang
sama. Apabila kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan tergantung yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, maka
kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi
informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja
didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau
kesempatan untuk terlibat dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha yang
sama. Kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual
setiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptidakan
seluruh tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan.
Sedangkan tim kerja menghasilkan sinergi positif
melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha individual mereka menghasilkan satu
tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Definisi
ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu banyak organisasi yang akhir-akhir
ini menyusun ulang proses kerja seputar tim. Manejemen mencari sinergi positif
yang memungkinkan organisasi mereka untuk meningkatkan kinerja. Penggunaan tim
secara ekstensif (luas) menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk
membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Namun,
perhatikan apa yang kita sebut
‘potensi’.
Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim
yang memastikan pencapaian sinergi positif.. Hanya semata-mata menyebut sebuah
kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan kinerjanya. Tim yang efektif memiliki berbagai karakteristik umum.
Apabila ingin mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan
tim, menejemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki
karakteristik-karakteristik.
Perbedaan antara
kelompok kerja dengan tim kerja dapat digambarkan dengan skema berikut :
Sementara
itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan kelompok dan tim
berdasarkan enam variabel yaitu : Ukuran, Seleksi, Kepemimpinan, Persepsi,
Gaya, dan Semangat. Penjelasan perbedaan secara lengkap terdapat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Variabel Perbedaan Kelompok
dengan Tim
Variabel
|
Tim
|
Kelompok
|
Ukuran
|
Terbatas
|
Medium dan besar
|
Seleksi
|
Krusial
|
Imaterial
|
Kepemimpinan
|
Berbagi atau dirotasi
|
Solo
|
Persepsi
|
Pemahaman pengetahuan
saling melengkapi
|
Fokus pada pemimpin
|
Gaya
|
Peran koordinasi yang
tersebar
|
Konvergensi,konformisme
|
Semangat
|
Interaksi dinamis
|
Kebersamaan
mengalahkan musuh
|
F.
Peranan Tim Kerja
Peranan tim secara umum yaitu menggunakan
kemampuan dan keahlian unik mereka yang bebas dari berbagai pembelajaran akademis
(misalnya kemampuan mengkoordinasi, kreatifitas, komunikatif). Sembilan
peran tim yang harus dipenuhi yaitu:
1.
Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang yang mempunyai imajinatif
tinggi baik dalam memprakarsai gagasan atau konsep, dengan ciri tidak
tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya kerja tersendiri, pengaturan
waktu menurut selera mereka sendiri.
2.
Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang dalam kelompok ini senang
mengambil gagasan baru dan memperjuangkan
kasus, menemukan sumberdaya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan
orang dalam kelompok ini: tidak selalu sabar dalam mengendalikan ketrampilan untuk memastikan gagasan
ditindaklanjuti secara rinci.
3. Penilai-pengembang (assessor-developer)
Individu dalam kelompok ini
mempunyai ketrampilan analisis yang kuat, paling baik jika mereka diberi
kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis sebelum diambil suatu keputusan.
4. Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)
Individu dalam kelompok ini suka
menyusun prosedur operasi untuk mengubah gagasan menjadi kenyataan dan
menyelesaikan urusan, mereka menentukan tujuan, menegakan rencana,
mengorganisasi orang, dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya batas
waktu (deadlines).
5. Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)
Individu dalam kelompok ini peduli
akan hasil, peran mereka memfokuskan pada
diataatinya batas waktu dan memastikan bahwa semua komitmen ditindak lanjuti. Mereka bangga akan hasil
keluaran secara teratur dan sesuai standar.
6.
Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)
Individu dalam kelompok ini sangat
mempedulikan penegakan dan mempedulikan penegakan dan memperkuat aturan dan
prosedur. Mereka menguji rincian dan memastikan agar menghindari
ketidaktepatan, mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka menginginkan
semua hal lengkap dan sempurna.
7.
Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara penting,
karena memberi kemamntapan Tim. mereka akan membela dan bertempur demi tim
melawan orang luar.
8.
Pelapor-penasehat (reporter-adviser)
Individu dalam kelompok ini
mendengarkan dengan baik, dan cenderung tdak menekankan titik pandangnya kepada
orang lain. Mereka cenderung mendapatkan informasi sebelum mengambil keputusan.
9.
Penaut (linker)
Peran ini tumpang tindih dengan
yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh peran-peran sebelumnya. Penaut
mencoba memahami semua pandangan, mereka sebagai koordinator dan integrator,
mereka tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja sama di antara
semua anggota tim, mereka memadukan sumbangan anggota tim dan aktivitas
meskipun mungkin ada perbedaan.
G.
Tahap Perkembangan Teamwork
Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1.
Undevelopment
Tahap undevelopment
ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah
satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat
sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat
tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat
atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya
bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’
akan mengganggu keseimbangan organisasi
.
b) Tidak
melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur
dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif menunjukkan
ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi
dan waktu untuk membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang
benar, karena dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan
sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara
bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama
ini. Pada tahap Experimenting, tim
berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah
dihadapi dan dibahas secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu,
suatu permasalahan pribadi dibicarakan secara terbuka, perasaan individu
dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih
terbuka dan mempunyai potensi untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk
disebut sebagai tim yang efektif yang menghasilkan keuntungan.
3.
Consolidating
Setelah berhasil
menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki kepercayaan
diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan
memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan dan cara kerja
yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana setiap
anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan antar pribadi telah
mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan dasar dan cara
kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk
mencapai suatu keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas atau
tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya
kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci
mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja dan
menggunakannya sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan
datang. Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap
dipertahankan, tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan
dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka
tersusunlah dasar bagi terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan,
kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang
sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang
benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap
kebutuhan memiliki prosedur kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir
untuk mempertahankan posisi mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang
dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan
untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama
dan konfrontasi maupun review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup
tim. Tim akan selalu bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan
maupun yang belum sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini
adalah tempat yang menyenangkan dan membawa hasil.
I.
Dimensi Dalam Tim Kerja
Michael
West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus
diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para
anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban
tim yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan
organisasi yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan,
strategi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika
dikerjakan dalam sebuah tim kerja. Tetetapi tim kerja merupakan satu unit
sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan perkataan lain, di dalam tim
terdapat interaksi sosial yang unik dan kompak.
Tim
terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan
berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat membantu
atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan
menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan
perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim
kerja. Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu
hati, satu pikiran dan satu kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan
efektif. Empat dimensi tim yang efektif :
1.
Dimensi Personal :
a.
Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap
tim saling menularkan anthusiasme.
c.
Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2.
Dimensi Relational :
a.
Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b.
Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama.
c.
Mereka memanage konfliks secara bijak.
3.
Dimensi Strategis :
a.
Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b.
Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran
yang jelas.
4.
Dimensi Proses :
a.
Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b.
Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi
dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta dapat
turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja dalam
tim yaitu untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi. Tujuan
bekerja dalam tim agar anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan efektif. Perbedaan antara kelompok dan tim kerja yaitu
kelompok tidak menghasilkan sinergy positif yang bisa menciptidakan seluruh
tingkat kinerja yang lebih tinggi dari jumlah masukan sedangkan tim kerja
menghasilkan sinergy positif melalui usaha yang terkoordinasi dalam menghasil
satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Tim yang
efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila peningkatan kinerja
organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus memastikan bahwa tim-timnya
memiliki karakteristik-karakteristik. Dalam Tim kerja harus mempunyai Sembilan
peranan yaitu
1.
Pencipta-pembaharu
2.
Penjelajah-Promotor
3.
Penilai-Pengembang
4.
Pendorong-Pengorganisasi
5.
Penyimpul-penghasil
6.
Pengawas-Pemeriksa
7.
Pemerkuat-Penasehat
8.
Pelapor-Penasehat
9.
Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari
fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial
yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit
sosial.
B.
Saran
1.
Meskipun teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi,
namun masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
2.
Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan
gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan
potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu, perbedaan cara kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi
dengan positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Robbins,
Stephen P (2008), Organizational
Behavior, Concept, and Application, 12th Edition, Prentice Hall,
USA.
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html
[Diakses 10 April 2013]
http://managementfile.com/journal.php?id=211&sub=journal&page=strategic
[Diakses 10 April 2013]
http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-tim.html [Diakses 10 April 2013]
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html
[Diakses 10 April 2013]
http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html
[Diakses 10 April 2013]
http://sashaannisa18.blogspot.co.id/2015/03/makalah-team-work.html

Komentar
Posting Komentar